Sekali lagi
Kutekukkan lututku sekali lagi, langkah kubiarkan tak berbunyi, tak beralaskan kaki.
Logam yang saling bertumbukaan menimbulkan bunyi gemerincing merdu yang menenangkan, mengingatkan bahwa hati, sekali lagi masih bisa mendobrak keramaian.
Semilir angin yang menerobos lubang udara dapat benar-benar kurasakan menari di belakang telingaku.
Tangan tak kan kubiarkan lepas bebas terbawa ayunan raga, kusatukan keduanya, terkait jari terbesar, dan terpajang rapi di depan dada.
Jarak yang jauh terkikis niatan besar tuk mengadu, dan sekali lagi kepala ini kutundukkan menghadap nyala api kecil di depan kotak persegi berlapis logam kuningan itu.
Tersadar, kening ini masih dingin akibat percikan banyu resik di ambang pintu.
Lutut ini melemah, kujatuhkan keduanya di sini, di bawah anak tangga yang menyangga meja kayu kokoh berukir orang dengan jubah lurus.
Sekali lagi ku mengucap kata yang selalu memberi kekuatan bagiku: Bapa, Putera, dan Roh Kudus


0 Responses on "Sekali lagi"
Post a Comment
leave words behind please :)