Tuhan Menyapa Melalui Lisa
Indah
ternyata tidak selalu merujuk pada sesuatu yang enak dipandang mata. Buktinya,
kehadiran sosok Lisa di lingkungan tempat aku tinggal ini telah
menebarkan butiran-butiran indah di sela-sela ketidakpedulian dan hening kami.
![]() |
| Lisa yang sedang duduk di kursi roda |
Lisa
adalah anak pertama dari pasangan Paulus dan Ariani, tetanggaku. Lisa memang
spesial, tidak seperti anak-anak remaja kebanyakan, ya tidak seperti aku. Aku bisa pergi kesekolah sendiri, bermain dan berlarian dengan teman-temanku, namun Lisa tidak bisa merasakan kebahagian seperti yang aku alami. Lisa memperoleh kebahagiaanya dengan caranya sendiri. Dia
sehari-hari harus beraktivitas diatas kursi rodanya. Dulu paska kelahirannya,
Lisa kecil harus mengalami perawatan di inkubator dan terjadi sedikit gangguan
yang mengakibatkan kerusakan pada indera pengelihatannya hingga saat ini. Namun
dalam segala keterbatasan itu, kakak sulung dari Resa ini selalu terlihat
bersemangat. Lisa rajin beribadah dan mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat bersama ibundanya tercinta.
![]() |
| Lisa saat mengikuti pentas seni bersama teman-temannya |
Saat ini Lisa bersekolah di SLB Negeri 1 Bantul dan aktif
mengikuti lomba dan berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang baru saja
diikutinya adalah workshop yang
bertempat di Alun-Alun Selatan kota Yogyakarta. Workshop yang dilaksanakan pada bulan November 2011 tersebut
merupakan gagasan dari sebuah komunitas yang concern memberi perhatian pada kaum difabel dan anak-anak
berkebutuhan khusus di Yogyakarta. Lisa dan teman-teman sekolahnya menunjukkan
kebolehan mereka menari dan berakting di depan para penonton. “Karya mereka apa
adanya. Melihat kejujuran pada karya yang mereka tunjukkan itu indah,” ungkap
dosen Jurusan Kriya Keramik ISI Jogja yang turut menghadiri acara tersebut.
Ternyata kita sudah bisa mendapatkan keindahan dari sisi yang lain, dosen tadi
mendekatkan keindahan dengan sebuah kejujuran.
Ibu
Ari, bunda Lisa sangat bersyukur atas kehadiran Lisa di tengah keluarga
kecilnya. Tidak disangka, kehadiran Lisa pernah menjadi pemersatu kembali
keluarga saat rapuh dahulu. Kebahagiaan dan ucapan syukur Bu Ari selalu dia
curahkan dalam doa dan tulisan.
“Ketika aku ingin hidup kaya, aku lupa bahwa hidup adalah sebuah kekayaan. Ketika aku takut memberi, aku lupa bahwa semua yang aku miliki adalah pemberian. Ketika aku ingin menjadi yang terkuat, aku lupa bahwa dalam kelemahan, kuasaNya memberikan aku kekuatan. Ketika aku takut rugi aku lupa bahwa hidupku adalah sebuahkeberuntungan karena anugerahNya. Ternyata hidup ini sangat indah, jika kita selalu mengucap syukur kepadaNya.”
Itu tadi salah satu ungkapan rasa syukur sang bunda.
di atas ini adalah doa bunda Lisa yang saya buat menjadi slideshow sederhana
Lisa yang memiliki banyak kekurangan tidak pernah mengeluh, dia juga tidak malu tampil dan ngobrol dengan banyak orang. Seharusnya kita malu jika masih sering merasa minder, malu, atau rendah diri. Masih
banyak Lisa-Lisa lain yang memerlukan uluran tangan dan perhatian kita. Kehadiran Lisa
semakin mendekatkan kita semua pada bisikan-bisikan Tuhan yang indah. Tuhan menyapa kita
semua melalui kehadiran Lisa. Ya, sapaan untuk mau sedikit peduli dan sedikit
berbagi.

.jpg)
.jpg)


0 Responses on "Tuhan Menyapa Melalui Lisa"
Post a Comment
leave words behind please :)